7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
1/37
ASUHANKEPERAWATAN
KEGAWAT
DARURATAN
PADA KLIEN
GAGAL HATIDi Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu
Mata Ajaran Keperawatan KRITIS II
Dosen :Ibu Sarifatimah, S.Kp.,M.Kep Di
Susun Oleh :
Eldessa Vava Rilla
220120110521
201
3
PROGRAM PASCA SARJANA
FAKULTAS ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS PADJADJARAN
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
2/37
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................2
KATAPENGANTAR..............................................................................................................3
BAB IPENDAHULUAN.........................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWAT DARURATAN PADA KLIEN
GAGALHATI.........................................................................................................................
BAB IV PENUTUP..............
Kesimpulan..............................................................................................................................
Saran.........................................................................................................................................
DaftarPustaka.........................................................................................................................
2
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
3/37
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esakarena berkat
rahmat-Nya, kelompok dapat menyelesaikan tugas makalah matakuliah Trancultural Nursing
dengan judul Asuhan Keperawatan Kegawat Daruratan Pada KlienDengan Gagal Hati
tepat pada waktunya.
Makalah ini dapat diselesaikan tentunya tidak terlepas daridorongan dan bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan inimenyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Sarifatimah., S.Kp.,M. Kep, selaku pembimbing dansekaligus pemberi materi
dalam mata kuliah Keperawatan Kritis I.
2. Semua anggota kelompok, terima kasih atas kekompakkan dankerjasamanya
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah iniyang tidak bisa
penulis sebutkan namanya satu-persatu.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, untukitu kritik dan saran
yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini sangat kamiharapkan. Akhirnya, semoga
makalah ini dapat berguna bagi semua pihak. Terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
3
Bandung, Maret 2013
Kelompok
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
4/37
1. Latar Belakang
Penyakit hati adalah suatu istilah untuk sekumpulankondisi-kondisi, penyakit-
penyakit dan infeksi-infeksi yang mempengaruhi sel-sel,jaringan-jaringan, struktur dan
fungsi dari hati. Efek-efek jangka panjang tergantung darikehadiran tipe penyakit
hatinya. Contohnya, hepatitis kronis dapat menjurus ke: Gagalhati, Penyakit-penyakit
pada bagian lain tubuh, seperti kerusakan ginjal atau jumlahdarah yang rendah, Sirosis
hati. Efek-efek jangka panjang lainnya dapat termasuk:Encephalopathy adalah
memburuknya fungsi otak yang dapat berlanjut ke koma,Gastrointestinal bleeding
(perdarahan gastrointestinal). Ini termasuk perdarahanesophageal varices, yang
merupakan pembesaran vena yang abnormal di esophagus dan/ataudidalam perut,
Kanker hati, Peptic ulcers, yang mengikis lapisanperut/lambung.
Gagal hati akut (ALF) adalah kondisi umum di mana kerusakancepat fungsi hati
pada koagulopati dan perubahan dalam status mental dari individuyang sebelumnya
sehat. Gagal hati akut sering mempengaruhi orang-orang muda danmembawa kematian
sangat tinggi.
Kegagalan hati akut Istilah ini digunakan untuk menggambarkanperkembangan
koagulopati, biasanya dengan rasio normalisasi internasional(INR) lebih besar dari 1,5,
dan setiap tingkat perubahan mental (ensefalopati) pada pasientanpa sirosis hati dan
dengan penyakit kurang dari 26 minggu durasi.
Gagal hati akut adalah istilah yang luas yang mencakup baikkegagalan hati
fulminan (FHF) dan kegagalan hati subfulminant (atau akhir-onsetkegagalan hati).
Kegagalan hati fulminan umumnya digunakan untuk menggambarkanperkembangan
ensefalopati dalam waktu 8 minggu dari timbulnya gejala padapasien dengan hati yang
sebelumnya sehat. Kegagalan hati Subfulminant dicadangkan untukpasien dengan
penyakit hati sampai 26 minggu sebelum pengembangan ensefalopatihati.
Ada perbedaan penting antara FHF pada anak-anak dan FHF padaorang dewasa.
Misalnya, pada anak dengan FHF, ensefalopati mungkin terlambat,atau tidak dikenal..
Beberapa pasien dengan penyakit hati kronis yang sebelumnyatidak dikenaldekompensasi dan hadir dengan gagal hati, meskipun halini tidak secara teknis FHF,
4
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
5/37
diskriminasi seperti pada saat presentasi mungkin tidak dapatdilakukan. Pasien dengan
penyakit Wilson, vertikal tertular hepatitis B, atau hepatitisautoimun dapat dimasukkan
terlepas dari kemungkinan sirosis jika penyakit mereka telahterwujud selama kurang dari
26 minggu.. Langkah yang paling penting dalam penilaian pasiendengan gagal hati akut
adalah untuk mengidentifikasi penyebabnya, karena penyebabtertentu menuntut
perawatan segera dan spesifik (lihat hasil pemeriksaan).Obat-hepatotoksisitas terkait,
terutama dari asetaminofen, merupakan penyebab utama gagal hatiakut di Amerika
Serikat . Aspek yang paling penting dari pengobatan adalah untukmemberikan dukungan
perawatan yang baik intensif. Perhatian harus dibayarkan kepadamanajemen cairan dan
hemodinamik. Pemantauan parameter metabolik, surveilans untukinfeksi, pemeliharaan
gizi, dan pengakuan cepat perdarahan gastrointestinal sangatpenting.
Berbagai obat mungkin diperlukan karena berbagai komplikasi yangterjadi dari
kegagalan hati fulminan. Dalam kasus-kasus tertentu, penangkalyang efektif mengikat
atau menghilangkan racun sangat penting. Pengembangan sistempendukung hati
memberikan beberapa janji untuk pasien dengan FHF, meskipunmasih bersifat sem*ntara
dan, sampai saat ini, tidak berdampak pada kelangsungan hidup.Lainnya modalitas terapi
yang diteliti, termasuk hipotermia, telah diusulkan tetapi tetapbelum terbukti.
Hasil dari gagal hati akut berhubungan dengan etiologi, derajatensefalopati, dan
komplikasi yang terkait . Meskipun kematian dari FHF masih cukuptinggi, perawatan
intensif baik dan penggunaan transplantasi hati orthotopic telahmeningkatkan
kelangsungan hidup dari kurang dari 20% menjadi sekitar 60%.
2. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah:
a. Anatomi dan fisiologi hati
b. Apakah yang dimaksud dengan gagal hati?
c. Bagaimana insidensi gagal hati ?
d. Apa saja etiologi dari gagal hati?
e. Apa Manifestasi gagal hati?
5
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
6/37
f. Apa patofisiologi gagal hati?
g. Apa pemeriksaan diagnostik gagal hati?
h. Apa diagnostik gagal hati?
i. Bagaimana prognosis gagal hati?
j. Bagaimana terapi gagal hati?
k. Apa saja komplikasi dari gagal hati ?
l. Bagaimana cara melakukan rencana dan tindakan untuk mengatasigangguan pada
gagal hati?
3. Metode Penulisan
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah yangberjudul
ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWAT DARURATAN PADA KLIEN GAGAL
HATI ini adalah metode pustaka dan mengintisarikan buku-bukupustaka.
4. Tujuan Penulisan
a. Dapat melakukan pengkajian pada penderita gagal hati
b. Dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada penderita gagalhati
c. Dapat membuat perencanaan pada penderita gagal hati
d. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan pada penderita gagalhati
e. Dapat mengevaluasikan semua hasil tindakan pada penderitagagal hati
6
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
7/37
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Anatomi dan Fisiologi Hati
Hati adalah organ terbesar dan terpenting di dalam tubuh. Hatiadalah organ
intestinal terbesar dengan berat antara 1,2-1,8 kg atau lebih25% berat badan orang
dewasa dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsisangat kompleks yang
menempati sebagian besar kuadran kanan atas abdomen. Batas atashati berada sejajar
dengan ruangan interkostal V kanan dan batas bawah menyerong keatas dari iga IX
kanan ke iga VIII kiri. Permukaan posterior hati berbentukcekung dan terdapat celah
transversal sepanjang 5 cm dari sistem porta hepatis. Permukaananterior yang
cembung dibagi menjadi 2 lobus oleh adanya perlekatan ligamentumfalsiform yaitu
lobus kiri dan lobus kanan yang berukuran kira-kira 2 kali lobuskiri. Hati terbagi 8
segmen dengan fungsi yang berbeda. Pada dasarnya, garis cantlieyang terdapat mulai
dari vena cava sampai kandung empedu telah membagi hati menjadi2 lobus
7
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
8/37
fungsional, dan dengan adanya daerah dengan vaskularisasirelatif sedikit, kadang-
kadang dijadikan batas reseksi.
2. Pengertian
Gagal hati akut terjadi ketika hati dengan cepat kehilangankemampuan untuk
berfungsi. Biasanya gagal hati berkembang secara perlahan-lahanselama bertahun-
tahun. Tetapi pada kasus gagal hati akut, dapat berkembang dalamhitungan hari.
Gagal hati akut dapat menyebabkan banyak komplikasi, termasukperdarahan
yang berlebihan dan peningkatan tekanan di otak. Istilah lainuntuk gagal hati akut
adalah fulminant hepatic failure.
Gagal hati akut adalah keadaan darurat medis yang membutuhkanrawat inap.
Beberapa penyebab gagal hati akut dapat diatasi denganpengobatan. Namun dalam
situasi lain, transplantasi hati mungkin satu-satunya obat untukgagal hati akut.
Kegagalan hati adalah suatu keadaan dimana terjadipenurunan/kemunduran
fungsi hati yang sangat berat.
Gagal hati fulminan ditandai oleh ensefalopati hepatik yangterjadi dalam
waktu beberapa minggu sesudah dimulainya paenyakit pada pasienyang tidak
terbukti menunjukan riwayat disfungsi hati. Klasifikasi yangbaru untuk gagal hati
akut pernah diusulkan berdasarkan kecepatan timbulnya enselopatisehubungan
dengan manifestasi ikterus yang perrama. Dalam istem klasifikasiini terdapat 3
kategori :
a. Gagal hati hiper akut
Lama gejala ikterus sebalum timbuknya enselopati adalah 0 hingga7 hari
b. Akut
Lama gejalanya pada gagal hati akut adalah berdurasinberkisardari 8 hingga 28
hari
c. Sub akut.
Lama gejala pada gagal hati sub akut adalah berdurasi 28 hingga72 hari.
8
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
9/37
Penyebaba (virus vs nonvirus) dan prognonis ketiga kategorigagal hati akut
tampak bervariasi (Tibbs & Williams, 1995). Ketiga tipegagal hati fulminana
tersebut di tandai dengan kemunduran kondidi klinik yang cepatserta daramatis
akibat cedera dan nekrosis hepatoseluler yang masif. Mortalitaspada keadan ini
sangat tinggi (60% hingga 85%) meskipun telah dilakukan terapiyang intensif.
3. Insidensi
a. Kurang lebih 30 % terjadi pada anak umur kurang dari 15tahun.
b. Sering diasosiasikan dengan viral koinfeksi.
c. Anak yang terpapar HBV (pada negara berkembang gagal hatifulminan lebih
banyak disebabkan oleh karena infeksi HBV).
d. Anak yang terinfeksi HCV.
e. 5 30 % pada anak yang lahir dari ibu yang HCV dan HIV +.
f. Pasien superinfeksi Hepatitis D pada Hepatitis B.
g. Pasien superinfeksi Hepatitis A pada Hepatitis C.
9
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
10/37
h. Individu immunocompromised yang terpapar non hepatitis virusseperti herpes
simplex virus, cytomegalo virus, adenovirus, Epstein Barr virus,dan varicella.
4. Etiologi
Sebab tersering adalah hepatitis virus baik A, B, maupun non-Adan non-B.
Pada sekitar 50% pasien positif hepatitis B, perjalanan fulminandicetuskan oleh
faktor lain, biasanya akut atau superinfeksi dengan virushepatitis D. Pada pasien
positif hepatitis B yang menerima kemoterapi untuk keganasanbersamaan, hepatitis B
bisa direaktivasi dan menjadi fulminan.
Virus lain juga dapat menyebabkan nekrosis hati fatal padaindividu
immunocompromised; antara lain herpes simplex, cytomegalovirus,Ebstein-barrdan
varicella.
Yang sering juga adalah reaksi obat hepatotoksis, yang terseringmeliputi
obat anestesi, AINS, antidepresan dan isoniazidyang diberikanbersama rifampicin,
juga overdosis acetaminofen dan karbon tetraklorida (CCl4).
Pada wanita hamil cukup bulan bisa timbul nekrosis hati fulminankarena
eklampsi atau perlemakan hati. Sebab vaskular mencakup episodecurah jantung
rendah pada pasien penyakit jantung, sindroma Budd-Chiari secaraakut dan syok
bedah. Infiltrasi masif hati dengan sel blast, seperti padahistiositosis maligna, dapat
menyebabkan gagal hati fulminan.
a. Gagal hati akut terjadi ketika sel-sel hati yang rusak secarasignifikan dan tidak
mampu lagi untuk berfungsi. Gagal hati akut dapat disebabkanoleh, antara lain:b. Overdosis acetaminophen
Mengonsumsi terlalu banyak acetaminophen (Tylenol, danlain-lain) adalah
penyebab paling umum dari gagal hati akut di Amerika Serikat.Gagal hati akut
dapat terjadi jika mengonsumsi acetaminophen dengan dosis yangsangat besar
sekaligus.
10
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
11/37
c. Atau dapat terjadi jika mengonsumsi acetaminophen dengandosis yang lebih
tinggi dari yang direkomendasikan setiap hari selama beberapahari berturut-turut,
terutama pada orang dengan penyakit hati kronis.
d. Resep obat
Beberapa resep obat, termasuk antibiotik, obat anti-inflamasi,dan antikonvulsan
dapat menyebabkan gagal hati akut.
Antibiotik (ampisilin-klavulanat, siprofloksasin, doksisiklin,eritromisin,
isoniazid, nitrofurantoin, tetracycline)
Antidepresan (amitriptilin, nortriptyline)
antiepileptics (fenitoin, valproate)
anestesi agen (halothane)
Lipid-obat penurun (atorvastatin, lovastatin, simvastatin)
imunosupresif agen (cyclophosphamide, methotrexate)
nonsteroid anti-inflamasi (NSAID)
Salisilat (sebagai akibat dari sindrom Reye)
Lain-lain (disulfiram, flutamide, emas, propylthiouracil)
Obat terlarang yang telah dikaitkan dengan reaksihipersensitivitas istimewa
adalah sebagai berikut:
Ecstasy (3,4-methylenedioxymethamphetamine [MDMA])
Kokain (mungkin akibat dari iskemia hati)
e. Suplemen herbal
Obat dan suplemen herbal, termasuk kava, ephedra, skullcap, danpennyroyal,
telah dikaitkan dengan kejadian gagal hati akut.
11
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
12/37
Ginseng
Pennyroyal minyak
Teucrium polium
Chaparral atau teh germander
Kawakawa
f. Hepatitis dan virus lainnya
Hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis E dapat menyebabkangagal hati akut. Virus
lain yang dapat menyebabkan gagal hati akut termasuk virusEpstein-Barr,
cytomegalovirus, dan virus herpes simpleks.
g. Racun
Racun yang dapat menyebabkan gagal hati akut termasuk jamur liarberacun
Amanita phalloides, yang kadang-kadang keliru dengan spesiesjamur yang dapat
dimakan.
Amanita phalloides jamur racun [13]
Bacillus cereus toksin
Cyanobacteria racun
Organik pelarut (misalnya, karbon tetraklorida)
Kuning fosfor
h. Penyakit autoimun
Gagal hati dapat disebabkan oleh hepatitis autoimun, yangmerupakan sebuah
penyakit di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel hati,menyebabkan
peradangan dan cedera.
12
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
13/37
i. Penyakit pembuluh darah di hati
Penyakit pembuluh darah, seperti sindrom Budd-Chiari, dapatmenyebabkan
penyumbatan yang terbentuk dalam pembuluh darah hati danmenyebabkan gagal
hati akut.
j. Penyakit metabolik
Penyakit metabolik langka, seperti penyakit Wilson dan lemakhati akut oleh
karena kehamilan, jarang menyebabkan gagal hati akut.
k. Kanker
Kanker yang dimulai di hati atau kanker yang menyebar ke hatidari organ lain di
tubuh dapat menyebabkan gagal hati.
l. Selain penyebab yang telah disebutkan diatas, banyak kasusgagal hati akut tidak
memiliki penyebab yang jelas.
13
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
14/37
5. Manifestasi Klinik
Gambaran neuropsikiatri adalah rangsangan sistem retikularisotak yang
diikuti oleh depresi akhir fungsi batang otak. Pasien bisamemperlihatkan tingkah laku
anti sosial atau gangguan karakter. Mimpi buruk, nyeri kepala,dan dizziness
merupakan gejala tak spesifik lainnya. Delirium, mania, dankejang menunjukkan
rangsangan sistem retikularis. Perilaku tak kooperatif seringberlanjut, sem*ntara
kesadaran berkabut. Deliriumnya dari jenis mania, diawaligelisah, dan serangan
spontan atau diinduksi rangsangan cahaya. Flapping tremor bisasepintas dan
terlewatkan. Biasanya adafoetor hepaticus.
14
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
15/37
Dalam stadium dini, ikterus menunjukkan hubungan kecil keperubahan
neuropsikiatri yang kemudian bisa berkembang sebelum ikterus.Kemudian ikterus
hebat. Biasanya ukuran hati mengecil.
Pada stadium lebih lanjut, gambarannya rigiditas desebrasidengan spastisitas,
ekstensi, dan hiperpronasi lengan, ekstensi tungkai dan responfleksor plantaris.
Kejang bisa timbul. Respon plantaris tetap fleksor sampai sangatlanjut. Gerakan mata
diskonjugat dan posisi mata melenceng bisa terlihat. Biasanyareflek pupil menetap
sampai sangat lanjut. Gagal pernapasan dan sirkulasi denganhipotensi, aritmia
jantung dan henti pernapasan merupakan indikasi lain depresifungsi batang otak.
Muntah lazim terjadi, tetapi nyeri abdomen jarang. Takhikardi,hipertensi,
hiperventilasi dan demam merupakan gambaran lanjut. Klinikusharus menyadari
penundaan pengenalan kerusakan hati setelah kelebihan dosisacetaminofen yang bisa
terjadi setelah masa dua sampai tiga hari atau pemulihan klinikyang jelas.
Tanda neurologi fokal, demam tinggi atau respon lambat terhadapterapi
konvensional seharusnya mendorong pencarian sebab penggantiensefalopati.
Gejala-gejala sebagian tergantung dari tipe dan jangkaunpenyakit hatinya.
Pada banyak kasus, mungkin tidak terdapat gejala. Tanda-tandadan gejala-gejala
yang umum pada sejumlah tipe-tipe berbeda dari penyakit hatitermasuk:
Jaundice atau kekuningan kulit
Urin yang co*klat seperti teh
Mual
Hilang selera makan
Kehilangan atau kenaikan berat tubuh yang abnormal
Muntah
Diare
Warna tinja (feces)yang pucat
Nyeri abdomen (perut) pada bagian kanan atas perut
15
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
16/37
Tidak enak badan (malaise) atau perasaan sakit yang kabur
Gatal-gatal
Varises (pembesaran pembuluh vena)
Kelelahan
Hipoglikemia (kadar gula darah rendah)
Demam ringan
Sakit otot-otot
Libido berkurang (gairah sex berkurang)
Depresi
Gejala
Gejala yang nampak dari penderita gagal hati bisa berupa sakitkuning, mudah
mengalami pendarahan, asistes, gangguan fungsi otak, keadaankesehatan yang
menurun drastis, penurunan air seni dan panas badan yangmerupakan indikasi
masuknya virus dalam tubuh
16
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
17/37
17
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
18/37
6. Patofisiologi
Patogenesis gagal hati fulminan dimulai dengan terpaparnyaindividu yang
rentan pada agen yang dapat menimbulkan kerusakan hati berat,meskipun etiologi
yang sebenarnya sulit untuk diidentifikasi (pada sebagian besarkasus).
Virus dapat menyebabkan kerusakan pada hepatosit baik langsung(melalui
efek sitotoksik) atau sebagai hasil dari respon imun yangberlebihan. Interaksi antara
agen dan hostmenentukan insidensi gagal hati fulminan.
Mekanisme patofisiologi yang berlanjut ke arah ensefalopati padaanak-anak
dengan gagal hati fulminan masih belum diketahui sepenuhnya.Meski demikian,
peningkatan tekanan intraserebral akibat edema serebral sertahipoglikemi merupakan
salah satu penyebab timbulnya defisit neurologis.
Salah satu teori menekankan efek dari akumulasi substansineurotoksik atau
neuroaktif yang timbul akibat kegagalan hati. Substansi inimeliputi neurotransmitter,
amonia, peningkatan aktivitas reseptor GABA, dan peningkatankadar substansi
endogen yang menyerupai benzodiazepine pada sirkulasi.
Metabolit hepatotoksik, yang terakumulasi akibat gangguanmetabolisme ataumengkonsumsi obat-obat hepatotoksik, dapatmenimbulkan kerusakan pada hepatosit.
Kadar amonia dalam serum dapat normal atau sedikit meningkat,bahkan pada pasien
koma.
18
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
19/37
7. Pemeriksaan Diagnostik
19
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
20/37
a. Serologi virus
b. Skrining toksikologi (kadar asetaminofen tiap 1-2 jam hinggapuncaknya di
tentukan)
c. Pemeriksaan pencitraan(usg pada abdomen kuadran kanan atasatau CT abdomen,
pemeriksaan Doppler terhadap vena porta dan hepatica)
d. Uji lainnya: serologi autoimun,seruloplasmain dan tembagadalam urin)
e. Biopsi hati (kecuali ada koagulopati)
f. Perhitungan darah lengkap, yang melihat pada tipe dan jumlahdari sel-sel darah
didalam tubuh
g. Scan hati dengan radiotagged substances untuk menunjukanperubahan-
perubahan struktur hati
8. Diagnosis
Untuk mendiagnosis gagal hati fulminan, seorang dokter perlumempelajari
riwayat medik dari pasien dan dilakukan pemeriksaan fisik.Anamnesis
dilakukan dengan seksama, akan ditemukan keluhan perut membesar:asites, ada
demam, sakit perut, kulit gatal-gatal, mual-mual, badan terasalemas, dan pasien
mungkin mengeluhkan air kencingnya berwarna gelap. Pada bayi,orang tua akan
mengeluhkan bayi tersebut menjadi rewel, sulit makan, dan adanyagangguan
dari siklus tidur dari bayi. Bila gagal hati fulminan semakinlanjut, akan ditemukan
gangguan kesadaran kurang lebih 2 minggu setelah terjadinyakuning . Pada
pemeriksaan fisik akan ditemukan kulit kuning, asites, bisaterdapat hepatomegali
atau justru hati menjadi kecil, mungkin juga ditemukanperdarahan gastrointestinal.Perhatikan juga gejala-gejala adanyaoedem serebral yaitu adanya peningkatan dari
tonus otot, hipertensi, kejang, dan agitasi.
Untuk lebih yakin akan adanya gagal hati fulminan dilakukanpemeriksaan
laboratorium. Pemeriksaan enzim hati tidak dapat memberigambaran khas untuk
gagal hati fulminan. Pada pemeriksaan biokimia akan didapatkanbilirubin darah baik
yang indirek maupun yang direk meningkat. Hiperbilirubinemiaconjugata/ direk
biasanya lebih sering terjadi. Pada bayi akan diperoleh kadargula yang menurun.
20
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
21/37
Juga akan terjadi hiponatremi, hiperkalemi, alkalosisrespiratori, atau asidosis
metabolik. Pada pemeriksaan darah akan didapatkan pemanjangandari protombin
time yang tidak memberi respon pada pemberian vitamin K, selainpemeriksaan
tersebut dapat juga diperiksa antigen/ antibodi dari virushepatitis A, B, C, EBV,
CMV, HSV, dan lain-lain. Pemeriksaan lain dapat dilakukanpemeriksaan urin, USG,
CT scan, dan biopsi hati. Biopsi hati tidak dapat dilakukan bilaterdapat koagulopati.
9. Prognosis
Prognosis jauh lebih buruk daripada gagal hati kronika , tetapilesi hati
mungkin reversibel dan biasanya yang bertahan hidup lesi sembuhsempurna. Hal ini
membuat perawatan intensif dan sokongan hati sem*ntara amatpenting.
Gagal hati fulminan sering pula dikaitkan dengan angka kematianyang
tinggi, dimana lebih dari setengah jumlah pasien yang menderitagagal hati fulminan
meninggal apabila tidak segera dilakukan transplantasi hati.
Usia lebih dari 30 tahun dan adanya penyakit lain bersamaan
memperburukprognosis. Hasilnya terbaik dalam anak-anak. Jikapencetus apapun
dapat dikenali, maka prognosisnya lebih baik.
Prognosis tergantung atas sebab gagal hati fulminan. Jika pasientingkat 3
dan yang lebih buruk dipertimbangkan, maka yang 40% yang denganvirus A, 15%
dengan virus B, 10% dengan non-A, non-B, serta 5% denganpenyakit yang
berhubungan dengan obat akan bertahan hidup. Prognosis terbaikuntuk kelompok
kelebihan dosis asetaminofen.
Prognosis dapat dihubungkan ke waktu antara mulainya penyakitdan koma.
Hasilnya buruk jika ini kurang dari tiga minggu. Denganpeningkatan lama koma,
maka kesempatan pemulihan menjadi kurang. Jika pemulihanmengikuti perjalanan
kurang dari empat minggu, maka normalitas klinik akhirnya dapatdiharapkan.
Prognosis tergantung atas kapasitas hati untuk beregenerasi.Yang bertahan hidup
tidak menderita sirosis.
21
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
22/37
Rigiditas deserebrasi, dengan kehilangan reflekokulo-vestibularis dan gagal
pernafasan merupakan gambaran yang didapatkan jika merekabertahan hidup dengan
sisa lesi cortex cerebri dan batang otak.
Perdarahan menghalangi biopsi hati. Tetapi jika penting, ia bisadilakukan
dengan jalur transjugularis. Histologi menunjukkan bahwa luasnekrosis sel hati dan
nekrosis konfluens interlobularis kritis dalam menentukanhasilnya. Tidak ada
gambaran histologi tunggal yang memungkinkan ramalantertentu.
Sebab kematian adalah perdarahan, gagal pernapasan dansirkulasi, edema
cerebrum, gagal ginjal, infeksi, hipoglikemia, danpankreatitis.
10. Terapi
Perhatian utama, meliputi:
o Intensive care unit (ICU) danpediatric hepatologysettingdengan fasilitas
untuk transplantasi hati tersedia untuk diagnosis dan penangananyang tepat.
o Mempertahankan urine output, dan koreksi hypoglycemia dangangguan
elektrolit.
o Kebutuhan administrasi calcium, phosphorous, magnesium,factor
concentrate, danplatelets secara I.V.
o Infus glukosa 10-20%.
o Menghindarifluid overload(restrict hydration mencapai 2mL/kg/h).
Monitoring hemodinamikcentral pressures dianjurkan untukmengatasi
volume depletion dan volume overload.
o Parenteral vitamin K danplasmapheresis untuk koreksicoagulopathy dan
mencegah terjadi sequelae. Walau bagaimanapun, kecuali bilaterdapat
acute hemorrhage atau prosedur invasif, transfusi dengan freshfrozen
plasma (FFP) tidak dilarang. Transfusi ini dapatmenormalisasikan
PT(Prothrombine Time).
22
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
23/37
o Platelet transfusionbila terdapat indikasi gagal hati fulminandengan
coagulopathy dan thrombocytopenia.Platelet transfusiondibutuhkan untuk
mempertahankan jumlah platelet lebih dari 50,000.
o Parenteral H2-receptor blockersecara profilaksis untukmencegah
perdarahan saluran cerna.
o Menghindari nephrotoxic agents, benzodiazepines, dan medikasisedatif.
Penanganan langsung terhadap penyebab spesifik gagal hatifulminan ketika
etiologi teridentifikasi. Perawatan simptomatik dan lifesupport.Penggunaan
antibiotik yang tepat untuk penanganan infeksi berat,septikemia, peritonitis, dan
pneumonia.
o Fokus penanganan dalam perbaikan ginjal akibat hepatorenalsyndrome
(HRS) atau acute renal tubular necrosis.
o Perhatikan penanganaanan terhadap cerebral edema.Properpositioningdan
menghindari manipulasi yang dapat menyebabkan TTIK, dapatmencegah
cerebral edema. Monitoring TTIK berkesinambungan pada penyakitserius
adalah penting, terutama pada grade 3 or 4 dari hepaticencephalopathy.Mannitol digunakan pada pasien dengan TTIK lebihdari 30 mm Hg dan
pada pasien dengan progressive edema.
o Stopprotein intake sampai 0.5 g/kg/d atau kurang.
o Lactulose enemas untukevacuate the bowel.
o Oral neomycin untuk menurunkan enteric bacteria menghasilkanammonia.
o Monitoring glukosa darah teratur untuk kemungkinankomplikasi
hypoglycemia, dan administrasi glukosa I.V.
Perawatan khusus
o Hepatitis dirawat dengan acyclovir untukherpesvirus hepatitisdan
prednisone serta azathioprine untukautoimmune hepatitis.
23
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
24/37
o Overdosis acetaminophen dirawat dengan hepatotoxic drugs(ie,N-
acetylcysteine).
o Galactosemia dan fructosemia dirawat dengan dietaryelimination.
Surgical Care: Orthotopic liver transplantation merupakan carayang efektif
untuk perawatan FHF.
Pertimbangan transplantasi segera ketika internationalnormalized ratio
(INR) mencapai 4, terutama pada anaka kecil.
Pendekatan terbaru dengan liver-assist devices, seperti matricesof cultured
hepatocytes, untuk pasien FHF sampai hepatic regenerationterjadi atauterdapat donir transplantasi hati.
Pada keadaan gawat, segment liver transplantatau living relateddonor
transplantdilaksanakan untuk menghindari anak dengan FHF daribahaya
rapidly progressive liver necrosis.
Pendekatan inovatif, seperti auxiliary hepatictransplantation,xenograft,
extracorporeal human liver, dan artificial liver supportdevices, juga untuk
keadaan gawat.
Diet: Pasien dengan kalori tinggi, karbohidrat tinggi dan lemakberlebih. Total
parenteral nutrition (TPN) diperlukan untuk mencukupi nutrisi,terutama bila
nutrisi parenteral tidak dapat dilakukan. Monitoring glukosa danmenghindari
volume overload.
11. Komplikasi
a. Infeksi
Infeksi bakteri dan jamur sering terjadi, hal ini yangmenyebabkan terjadinya
peritonitis, pneumonia, infeksi saluran kencing atauseptikemia.
b. Udem cerebral
Cerebral udem terjadi pada 80% pasien.
24
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
25/37
Kerusakan pada hati dapat menimbulkan gangguan dalam produksifaktor-
faktor pembekuan darah, yang berakibat antara lain berkurangnyafaktor VIII
(diproduksi oleh hepatosit). Hal tersebut dapat menimbulkangangguan dalam
pembekuan darah.
c. Koagulopati yang disebabkan karena penurunan sintesa faktorpembekuan darah
oleh hati, trombositopenia dan fungsi platelet yangabnormal.
d. Perdarahan saluran pencernaan
e. Elektrolit imbalance
f. Disfungsi ginjal dengan gagal ginjal. Hal ini terjadi 50%dari pasien
g. Gangguan keseimbangan asam- basa
h. Gangguan respirasi dan kardiovaskuler
i. Sepsis, syok danpost necrotic cirrhosis
j. Kematian
12. Pencegahan
Gagal hati fulminan merupakan sindrom yang menyebabkan kerusakanmulti
organ. Oleh karena itu perlu dilakukan metode-metode pencegahanuntuk
menghindari terjadinya oedem cerebri, hepatik ensefalopati, dangagal ginjal. Dapat
dilakukan monitoring tekanan intrakranial menggunakan elektrodaintrakranial, dan
juga mempertahankan volume sirkulasi dengan koloid atau denganfresh frozen
plasma.
Terapi suportif hati dengan menggunakanporcrine hepatocytes atauhepatoma
cell lines telah terbukti memperbaiki koagulopati dan mengurangiensefalopati baik
pada dewasa dan anak-anak.Penggunaan obat seperti paracetamol,sodium valproat,
dan obat anti konvulsi dapat merupakan suatu penyebab terjadinyakerusakan hati
fulminan pada anak-anak. Toksisitas dapat terjadi apabilamenggunakan dosis
parasetamol lebih dari 150mg/kg berat badan. Proses kerusakanhati dapat terjadi 2-4
hari setelah mengonsumsi obat dengan dosis berlebih, yangditandai dengan
terjadinya metabolik asidosis dan gagal ginjal.
25
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
26/37
13. Pengobatan
Orang dengan gagal hati akut biasanya dirawat di unit perawatanintensif di rumah
sakit. Dalam banyak kasus, pengobatan melibatkan mengendalikankomplikasi dan
memberikan waktu untuk menyembuhkan gagal hati.
Pengobatan gagal hati akut dapat meliputi:
A. Obat untuk menyembuhkan keracunan
Gagal hati akut yang disebabkan oleh overdosis asetaminofenatau
keracunan jamur diobati dengan obat yang dapat menyembuhkanefek
dari racun.
B. Transplantasi hati
C. Kegagalan hati akut tidak dapat dipulihkan secara tuntasdalam banyak
kasus. Dalam situasi ini, pengobatan mungkin hanya dapatdilakukan
dengan transplantasi hati. Selama transplantasi hati, ahli bedahakan
mengambil hati yang rusak dan menggantinya dengan hati sehatdari
donor.
26
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
27/37
ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN PASIEN DENGAN
HEPATIC FAILURE
27
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
28/37
Pengkajian
Data Subjektif
1. Keluhan : anoreksia, mual, muntah, nyeri abdomen2. Kulit,selaput lendir, sclera : kekuning-kuningan, gatal, urine berwarnakuning tua dan
berbuih.
3. Kebiasaan : merokok, minum alcohol, obat-obatanterlarang,
Data subjektif
1. Tanda vital : tekanan darah menunjukkan tekanan darahortostatik
2. Status cairan dan elektrolit : deficit volume, munyah,pendarahan, dehidrasi akibat
asites dan edema dan kelebihan volume akibat retensi natrium danair.
3. Abdomen : gerakan peristalsis (auskultasi), distensi abdomen,nyeri tekan, pembesaran
hepar dan limpa, asites, dilatasi vena pada abdomen (kaputmedusa).
Diagnosa keperawatan
1. Gangguan volume cairan: lebih dari kebutuhan tubuhberhubungan dengan
terganggunya mekanisme pengaturan(penurunan plasma protein)
2. Resiko gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuhberhubungan dengan intake
yang tidak adekuat(ketidakmampuan untuk mencerna makanan,anoreksia,
mual/muntah, tidak mau makan, mudah kenyang (asitas) fungsi ususabnormal.)
3. Resiko tinggi terhadap cedera, hemoragi
1 Gangguan volume cairan: lebih dari kebutuhan tubuh berhubungandengan terganggunya
mekanisme pengaturan(penurunan plasma protein)
Ditandai dengan:
28
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
29/37
a. Edema, anasarka, peningkatan berat badan, intake lebih besardari output, oliguria,
perubahan pada berat jenis urine.
b. Dispnoe, bunyi nafas tambahan, efusi pleura
c. Perubahan TD
d. Gangguan elektrolit
e. Perubahan status mental.
Tujuan/criteria evaluasi:
Keseimbangan cairan tercapai dengan kriteria:
a. Berat badan stabil, edema berkurang/hilang,
b. Tanda vital dalam rentang normal.
Intervensi Rasional
a. Ukur intake dan output
b. Timbang berat badan tiap hari dan
catat peningkatan lebih dari 0,5
kg/hari.
c. Awasi tekanan darah, distensi vena.
d. Auskultasi paru, adanya bunyi
tambahan krakles.
e. Awasi disritmia jantung, auskultasi
bunyi jantung dari irama gallop S3/S4.
a. Menunjukkan status volume sirkulasi
terjadinya perbaikkan / perpindahan
cairan.
b. Peningkatan berat badan sering
menunjukkan retensi cairan lanjut.
c. Peningkatan TD berhubungan dengan
kelebihan volume cairan, distensi
jugular eksterna dan vena abdominal
berhubungan dengan kongesti
vaskular.
d. Peningkatan kongesti pulmonal
mengakibatkan gangguan pertukarangas dan komplikasi edemaparu.
e. Mungkin disebabkan oleh PJK,
penurunan perfusi arteri koroner.
f. Perpindahan cairan pada jaringan
sebagai akibat retensi natrium dan
29
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
30/37
Intervensi Rasional
f. Kaji derajat perifer /edema dependent
g. Ukur lingkaran abdomen
h. Dorong tirah baring bila ada ascites.
i. Berikan perawatan mulut sering,
kadang-kadang beri es batu bila
puasa.
j. Kolaborasi, batasi natrium dan cairan
sesuai tindakan.
1) Berikan albumin sesuai
indikasi
2) Berikan diuretik
3) Berikan kalium.
air, penurunan albumin, penurunan
ABH.
g. Menunjukkan akumulasi cairan
(ascites) diakibatkan oleh kehilangan
protein plasma/cairan ke dalam
peritoneal.
h. Dapat meningkatkan posisi rekumben
untuk diuresis.
i. Menurunkan rasa haus.
j. Untuk meminimalkan retensi cairan
dalam area ekstra vaskuler,
pembatasan cairan untuk mencegah
pencernaan hiponatremi:
1) Untuk meningkatkan
volume sirkulasi efektif,
penurunan terjadi ascites.
2) Meningkatkan sekresi air
3) Kalium serum menurun.
30
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
31/37
2 Resiko gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuhberhubungan dengan intake
yang tidak adekuat(ketidakmampuan untuk mencerna makanan,anoreksia,
mual/muntah, tidak mau makan, mudah kenyang (asitas) fungsi ususabnormal.)
Ditandai:
a. Penurunan berat badan
b. Perubahan bunyi dan fungsi usus
c. Tonus otot menurun.
Tujuan:
Nutrisi terpenuhi dengan kriteria:
a. Berat badan meningkat
b. Mual muntah berkurang
c. Porsi makan yang dihabiskan pasien meningkat.
Intervensi Rasional
1. Ukur masukan diet harian dengan
jumlah kalori.
2. Timbang berat badan, ukur kulit
tricep.
3. Bantu dan dorong pasien untuk
makan.
4. Berikan makanan sedikit demi sedikit
1. Memberikan informasi tentang
kebutuhan pemasukan.
2. Mungkin sulit untuk menggunakan
berat badan sebagai indikator
langsung status nutrisi karena
gambaran edema/ascites, lipatan kulit
trisep berguna dalam mengkaji
simpanan lemak subkutan.
3. Diet sangat penting untuk
penyembuhan pasien, mungkin
makan lebih baik bila keluarga
terlibat dan makanan yang disukai
sebanyak mungkin.
4. Buruknya toleransi terhadap makan,
mungkin berhubungan dengan
peningkatan tekanan
intraabdomen/ascites.
31
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
32/37
Intervensi Rasional
dan sering.
5. Berikan tambahan garam bila
diizinkan, hindari yang mengandung
amonium.
6. Batasi masukan kafein, makanan
yang menghasilkan gas atau
berbumbu dan terlalu panas atau
terlalu dingin.
7. Berikanan makanan halus, hindari
makanan kasar sesuai indikasi.
8. Berikan perawatan mulut sering dan
sebelum makan.
9. Tingkatkan periode tidur tanpa
gangguan, khususnya sebelum makan.
10. Anjurkan mengentikan merokok.
11. Awasi pemeriksaan laboratorium,
glukosa serum, albumin, total protein,
amonia.
5. Tambahan garam meningkatkan rasa
makanan dan membantu peningkatan
selera makan, amonia potensialresiko ensephalopati.
6. Membantu dalam menurunkan iritasi
gaster/diare dan ketidaknyamanan
abdomen yang dapat mengganggu
pemasukan oral.
7. Perdarahan dari varises esophagus.
8. Pasien cenderung mengalami luka
atau perdarahan gusi dan rasa tak
enak pada mulut dimana menambah
anoreksia.
9. Penyimpanan energi menurunkan
kebutuhan metabolik pada hati dan
meningkatkan regenerasi seluler.
10.Menurunkan rangsangan gaster
berlebihan dan resiko
iritasi/perdarahan.
11.Glukosa menurun karena
glikogenesis, protein menurun
dikarenakan gangguan metabolisme
atau kehilangan ke rongga peritoneal(ascites) peningkatan kadaramonia
perlu pembatasan masukan protein.
12.Pengistirahatan G.I diperlukan untuk
menurunkan kebutuhan pada hati dan
produksi urea G.I.
13.Makanan tinggi kalori dibutuhkan
pada setiap pasien, KH memberikan
energi siap pakai, protein untuk
32
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
33/37
Intervensi Rasional
12. Pertahankan status puasa bila
diindikasikan.
13. Konsul dengan ahli diet tinggi dalam
kalori dan KH sederhana, rendah
lemak dan fungsi protein sedang.
14. Berikan makanan lewat selang (NGT)
sesuai indikasi.
15. Berikan obat sesuai indikasi:
1) Tambahan vitamin, tiamin,
besi dan folat meningkatkan
pencernaan lemak, menurunkan
diare, menurunkan mual dan
muntah.
2) Enzime pencernaan.
perbaikan, protein serum untuk
menurunkan edema dan
meningkatkan regenerasi sel hati.14.Untuk memberikan nutrisibila ada
mual atau anoreksia.
15.Hati yang rusak tidak dapat
menyimpan vitamin A, B kompleks,
D dan K. Kekurangan besi dan asam
folat dapat menimbulkan anemia.
3 Resiko tinggi terhadap cedera, hemoragi berhubungandengan:
a. Gangguan faktor pembeku (penurunan protrombin, fibrinogen,gangguan absorbsi Vit
K dari pengeluaran tromboplastin.
b. Hipertensi portae.
Ditandai: Perdarahan gusi, muntah darah.
Tujuan : Mempertahankan homeostasis dengan tanpa perdarahan
33
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
34/37
Kriteria: Perdarahan dapat teratasi.
Intervensi Rasional
a. Kaji adanya tanda-tanda dan gejala-
gejala perdarahan GI.
b. Observasi adanya ptekie, ekimosis
dan peradarahan dari satu sumber atau
lebih.
c. Awasi nadi dan tekanan darah.
d. Catat perubahan mental.
e. Dorong menggunakan sikat gigi
halus, pengukur elektrik, hindari
mengejan saat defekasi.
f. Gunakan jarum kecil untuk injeksi,
tekan lebih lama pada bekas suntikan.
g. Hindari penggunaan produk yang
mengandung aspirasi.
h. Awasi Hb, Ht dan pembekuan.
i. Kolaborasi pemberian obat sesuai
indikasi:
a. Vitamin K, D dan C.
b. Pelunak feces.
j. Berikan lavase gaster dengan cairan
a. Traktus GI paling biasa untuk sumber
perdarahan sehubungan dengan
mukosa yang mudah rusak.
b. Sekunder terhadap gangguan faktor
pembekuan.
c. Dapat menunjukan kehilangan
volume sirkulasi.
d. Menunjukan penurunan perfusi
jaringan serebral sekunder terhadap
hipovolemi.
e. Trauma minimal dapat menyebabkan
perdarahan mukosa.
f. Meminimalkan kerusakan jaringan.
g. Koagulasi memanjang, berpotensi
untuk resiko perdarahan.
h. Indikator anemia, perdarahan
aktivitas atau terjadinya komplikasi.
i. Meningkatkan sintesis protrombin
dan koagulasi bila hati berfungsi.
Kekurangan Vit C meningkatkan
keerentanan terhadap GI untuk
terjadi iritasi/perdarahan.
j. Evaluasi darah dari traktus GI,
menurunkan resiko anemia.
34
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
35/37
Intervensi Rasional
NaCl 0,9% bersuhu dingin atau air
sesuai indikasi.
BAB IV
PENUTUP
35
7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
36/37
DAFTAR PUSTAKA
Guyton A.C.,dan J.e.Hall.1997.FisiologiKedokteran.Ed.9.Jakarta:EGC
http://www.totalkesehatananda.com/liver1.html
http://www.totalkesehatananda.com/liver2.html
http://www.totalkesehatananda.com/liver3.html
http://www.totalkesehatananda.com/liver4.html
http://www.totalkesehatananda.com/liver5.html
http://www.rudytandra.com/2011/06/penyakit-hati-liver.html
http://melilea021.wordpress.com/2008/06/22/penyakit-liver/
36
http://www.totalkesehatananda.com/liver1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/liver2.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/liver3.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/liver4.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/liver5.htmlhttp://www.rudytandra.com/2011/06/penyakit-hati-liver.htmlhttp://melilea021.wordpress.com/2008/06/22/penyakit-liver/http://www.totalkesehatananda.com/liver1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/liver2.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/liver3.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/liver4.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/liver5.htmlhttp://www.rudytandra.com/2011/06/penyakit-hati-liver.htmlhttp://melilea021.wordpress.com/2008/06/22/penyakit-liver/7/22/2019 Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final
37/37
J. Corwin Elizabeth, BSN. BhD. 1996, Hand Book OfPathophysiology, Buku Kedokteran
EGC.
Mansjoer Arif. Edisi III Jilid I 1999, Kapita SelektaKedokteran, Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran UI
Hirano, T.; Kaplowitz, N.; Tsukamoto, H.; et al. Hepaticmitochondrial glutathione depletion
and progression of experimental alcoholic liver disease inrats.Hepatology 16:14231427,
1992.
Brunner, Lilian et al.1986.Manual of NursingPractice.Philadelphia:J.B.Lippincott.
Clochesy et al.1996.Critical CareNursing.Philadelphia:W.B.Saunders
Guyton A.C.,dan J.e.Hall.1997.FisiologiKedokteran.Ed.9.Jakarta:EGC.
Tugas Askep Gagal Hati Kritis II Final - [PDF Document] (2024)
References
Top Articles
Travis Kelce says Secret Service wasn't 'too happy' with him during White House visit
Olivia Dunne 2023: Puerto Rico
How to find your unique Discord ID, and what you can use it for
404 Page Not Found Error: What It Is and How to Fix It
Taylor Swift makes Grammys history with fourth album of the year win for 'Midnights'
2024 Grammy Awards: Taylor Swift Makes History on a Night Dominated by Women
Meri Brown Rice Krispie Treats Recipe
Preggophili
Steel Buildings - Hay Storage - Equipment Storage - Grain Storage - farm & garden - by dealer - sale - craigslist
North American Society for the Psychology of Sport and Physical Activity Virtual Conference June 9-11, 2021
Latest Posts
Who Is Jason Kelce's Wife? All About Kylie McDevitt Kelce
10 Jason Kelce moments that have fans falling in love with the other Kelce brother
Article information
Author: Dong Thiel
Last Updated:
Views: 6309
Rating: 4.9 / 5 (59 voted)
Reviews: 90% of readers found this page helpful
Author information
Name: Dong Thiel
Birthday: 2001-07-14
Address: 2865 Kasha Unions, West Corrinne, AK 05708-1071
Phone: +3512198379449
Job: Design Planner
Hobby: Graffiti, Foreign language learning, Gambling, Metalworking, Rowing, Sculling, Sewing
Introduction: My name is Dong Thiel, I am a brainy, happy, tasty, lively, splendid, talented, cooperative person who loves writing and wants to share my knowledge and understanding with you.